Bandung Sub-Urban Riding

Selamat malam (subuh) semuanya…..

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

*Semoga dugaan saya kalau pembaca-pembaca blog ini adalah kelelawar seperti saya adalah benar adanya. Tulisan ini juga saya kerjakan di subuh hari (entah sebutannya apa kalau jarum jam sudah menunjuk angka 2).

Waktu liburan, terutama libur Lebaran 1435 Hijriah yang dirayakan saudara-saudara Muslim, dieksploitasi dengan cara yang bermacam-macam. Contohnya mudik yang merupakan ritual tahunan di negeri ini, yang dimanfaatkan untuk bercengkerama dengan kerabat yang udah lama engga ketemu. Saya yang engga merayakan Lebaran (tapi merayakan liburannya) juga memanfaatkan waktu senggang ini dengan….riding. Ya, apalagi yang lebih menyenangkan?

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Seperti biasa, karena keterbatasan fisik maupun dompet, saya eksplor tempat yang engga jauh-jauh. Bisa saya bilang sebagai sub-urban region-nya Kota Bandung, yakni daerah Dago, tepatnya Dago Pakar Resort. Komplek perumahan ini cukup besar, jalannya sepi dan mulus, lebih dari cukup buat pleasure riding dan latihan riding. Tentunya kali ini saya engga lupa membawa teman. Teman yang sama dengan teman saya di tulisan saya sebelum ini (well okay, saya tahu tulisan itu udah hampir setengah taun lalu rilisnya, tapi yang penting kebebasan menulis kan? Saya juga konsisten kok, konsisten menulis 6 bulan sekali).

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Saya dan sahabat saya. I guess this kind of selfie is still allowed 😛

 

Nah, daripada berpanjang panjang, saya bakal langsung aja menyajikan apa yang mata-kamera saya lihat di wilayah sub-urban kota kelahiran saya yang tercinta ini:

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Saat iseng belok berubah menjadi hunting session dadakan

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Dan…di tepian jalan, ada pemandangan ini, what a killer combination

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Bahkan Alanis dan X-Ride sahabat saya pun terlihat kebingungan. Ah dasar penghuni kota!

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Tapi kebingungan itu engga menghalangi narsisme akut mereka (sebenernya ulah yang punya)

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
It takes two to tango, right?

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

walau single juga ga masalah sih...
walau single juga ga masalah sih…

 

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

 

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
The view that worth to admire

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Bahkan X Ride pun tak mau ketinggalan bersolek

 

Selain memotret dua mojang Bandung ini, kami juga menemukan mojang lokal sedang terparkir santai di tepian jalan. Layaknya mojang lokal lain, dia pun terlihat eksotis….

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
CB pekebun, harmonis sekali dengan suasana sekitar

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Melihat saya asik memotret, sahabat saya yang belum pernah tertarik memotret motor pun tergoda. Inilah hasil jepretannya:

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
yup, itulah saya

 

HG
Edisi pose meniru Muhamad Firly

 

HG-3
Kebayang kan gimana posisi badan doi pas memotret motornya?

 

HG-2
Angle berani kayak begini pun engga sampai kepikiran sama saya…jadi pengen pegangan karena berasa mau jatoh

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Manusia kecil di tengah itu pun saya

 

Nah, karena perut sudah keroncongan, maka engga ada salahnya buat mampir di kedai kopi (walau yang kami incer bukan kopi, tapi cokelat, roti bakar, dan mi goreng). Akhirnya kami pun turun dari Dago menuju daerah Jalan Braga.

HG-4
Mampir sebentar di pom bensin Dago

 

HG-5
Saya ga sadar telah memotret bapak-bapak penjual kue yang badass ini

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Karena ngamen gratis, maka kami makan ditemani oleh John Lennon

 

*BTW: Saat berada di WC warkop ini, mata saya langsung tertuju pada tempelan merah di dinding. Inilah dia:

HG-6
Sedikit pesan bagi kita buat menjaga kebersihan, bahkan di tempat “tidak bersih” sekalipun

Nah, kita telah sampai di penghujung acara (*timpuk). Keep riding, keep hunting, dan keep eating. Ga lucu kan kalo ga bisa riding gara-gara kelaperan? See ya in the next six month (hope not). Selamat berlebaran juga bagi yang merayakan.

*Gear: Samsung Galaxy W, Samsung Galaxy Mega, Olympus VG-190

—————————————————————————————-

Special Thanks for:

Marchel Immanuel, my riding and hunting partner, and our comrades, Alanis and X Ride

 

28 pemikiran pada “Bandung Sub-Urban Riding

  1. uasyik euy 😀
    jadi ini mainan sama temen di dago ya vin?
    wah pengen sekali-kali main2 dan putu-phutu kayak gini lagi 😀

    1. hahaha….mengangkat yang engga biasa diangkat om. Mungkin tulisan “Jangan membuang pembalut/ tisu ke dalam toilet” udah engga mempan, jadi ditempellah yang satu ini. Kalo masih juga ya…ga ngerti bahasa linggis.

  2. model jalanannya mirip mirip sama jalan di perkebunan karet dekat rumah, ranting saling berkaitan memayungi jalan. tapi itu 10 tahun lalu, sekarang…………sudah gundul

        1. iya Bim, ingetnya kamu masih SMA aja, aku pun sama, dulu mulai ngeblog seumur kamu sekarang, dan kurang lebih sebulan lagi, udah sidang sarjana 🙂

Tinggalkan Balasan ke Vincent Batalkan balasan